Selasa, 05 Februari 2013

PNEUMONIA


Radang paru-paru (bahasa Inggrispneumonia) adalah sebuah penyakit pada paru-parudi mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dariatmosfer meradang dan terisi oleh cairan. Radang paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteriavirusjamur, atau pasilan (parasite). Radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri biasanya diakibatkan oleh bakteristreptococcus dan mycoplasma pneumoniae. Radang paru-paru dapat juga disebabkan oleh kepedihan zat-zat kimia atau cedera jasmani pada paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau berlebihan minum alkohol.
Gejala yang berhubungan dengan radang paru-paru termasuk batuksakit dadademam, dan kesulitan bernapas. Alat diagnosa termasuk Sinar-X dan pemeriksaan dahak. Perawatan tergantung dari penyebab radang paru-paru; radang paru-paru disebabkan bakteri dirawat dengan antibiotika.
Radang paru-paru adalah penyakit umum, yang terjadi di seluruh kelompok umur, dan merupakan penyebab kematian peringkat atas di antara orang tua dan orang yang sakit menahun. Vaksin untuk mencegah beberapa jenis radang paru-paru bisa diperoleh.Prognosis perseorangan tergantung dari jenis radang paru-paru, perawatan yang cocok, komplikasi lainnya, dan kesehatan orang tersebut. Jenis radang paru-paru dari lokasi infeksi dapat dibagi menjadi:
1. Infeksi ambulant pneumonia atau di luar rumah sakit Penyebab: Streptococcus pneumonia ( 30-60 % )
2. Infeksi nosokomial pneumonia atau pasien memperolehnya dari masa dia tinggal di rumah sakit Penyebab: > 60 % Gram negativ misalnya Pseudomonas dan sisanya gram positiv seperti staphylokokken
Pembagian ini penting karena bakteri yang berasal dari rumah sakit memiliki komplikasi yang lebih tinggi dan memerlukan penangana antibiotika yang lebih selektif dibandingkan dengan yang diterima ambulant atau di luar rumah sakit.
Salah satu kasus radang paru-paru yang mempunyai tingkat kematian tinggi pada saat ini adalah kasus radang paru-paru yang disebabkan oleh Flu burung.
Jenis radang paru-paru dari anatominya:
1. Bronchopneumonia Penyebabnya kebanyakan bakteri. Dibandingkan dengan lobarpneumonia, bronchopneumonia mempunyai lokalisasi penyebarannya yang berbeda sesuai dengan susunan bronkus dan bronkiolus.
2. Lobarpneumonia Penyebabnya yang khas adalah bakteri streptococcus pneumonia. Lokalisasi penyebaran adalah satu lobar dari paru paru Sebutan khas juga disebabkan oleh proses patologisnya yang melalui 6 fase : a Red hepatisation ( hemorhagic atau peradangan dengan pendarahan hari 1 dan 2)
b Gray hepatisation ( fibrin exsudat atau peradangan fibrin ca. hari 2-4 )
c Yellow hepatisation ( abszess atau peradangan dengan diesrtai nanah ca hari 5-6 )
d Lyse ( fase resorpsi atau penyerapan ca hari 9-10 )
e Restitutio ad integrum (ca.14 Tag)
Disebut hepatisation atau hepatisasai karena jaringan paru-paru dalam masa peradangan menyerupai jaringan organ hati dalam histologinya.
3. Interstielle pneumonia
Lokalisasi radang adalah interstitial. Penyebabnya kebanyakan virus ( Virus RS, Adeno-,Parainfluenza-, Influenza A-, CMV-, Campak ),mykoplasma, dll. Sel infiltrasi dapat ditemukan di biopsi paru-paru dan mempunyai khas histologi infiltrat limphosit.
Pneumonia oleh virus pada orang sehat: Infeksi primer Respiratory syncitial virus ( RSV ), Parainfluenzavirus, Influenza, Adenovirus, Infeksi sekundar atau systemik virus campak , cacar / VZV Varizella Zoster Virus , Adenovirus
Pneumonia virus pada Immuninkompetent atau pasien yg kekebalan tubuhnya rendah CMV Cytomegali Virus Herpes Simplex Virus VZV Adenovirus

PLASMINEX


    Obat Umum (Dapat dibeli bebas)

    Nama Produk:PLASMINEX
    Farmasi:Sanbe
    Komposisi:Tranexamic acid 500 mg. Inj : tranexamic acid 100 mg.
    Indikasi:Fibrinolisis lokal spt epistaksis, prostatektomi, konisasi serviks. Perdarahan ssdh cabut gigi pd penderita hemofilia. Edema angioneurotik herediter.
    Kontra Indikasi:Ggn ginjal berat, hematuria, buta warna, resiko trombotik.
    Perhatian:Insufisiensi ginjal, hematuri masif pd sal kemih atas. Lakukan pemeriksaan mata & tes fungsi ginjal pd pasien dg edema ngioneurotik herediter (jangka panjang). Hamil & laktasi.
    Efek Samping:Mual, muntah, diare, buta warna, hipotensi (IV scr cepat).
    Interaksi Obat:-
    Kemasan:Tab salut selaput 500 mg x 10 x 10 (Rp. 180,000). Amp 100 mg/mL x 5 x 10 (Rp. 81,000)
    Dosis
    -Dewasa:Tab 1 tab 3-4x/hr. Pasien ggn ginjal dg kadar serum kreatinin 120-250 mikromol/L 15 mg/kgBB 2x/hr, 250-500 mikromol/L 15 mg/kgBB/hr, > 5000 mikromol/L 12.5 mg/kgBB/hr. Inj Fibrinolisis lokal 500-1000 mg IV lambat 3x/hr. Pasien ggn ginjal dg kadar serum kr
    -Anak-anak:-
    -Balita:-
    Harga:-
    Gambar:-
    Terakhir diperbaharui:
    * Harga dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
    * Bila sakit berlanjut, harap menghubungi dokter anda secepatnya



    SUMBER: http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1742494267137009749#editor/src=header






TERAPI CAIRAN


Terapi Cairan Maintenance
NOVEMBER 3, 2010
Pendahuluan
Terapi cairan merupakan salah sati implementasi untuk menjaga, mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Ketepatan dan keakuratan dalam terapi cairan akan sangat berpengaruh terhadap kondisi tubuh. Hal ini yang sedikit banyak sering kita melupakannya.
Terapi cairan Maintenance bisa dianggap sebagai salah satu terapi pendukung yang penting bagi pasien rawat-inap. Jika tujuan terapi cairan resusitasi adalah memperbaiki gangguan hemodinamik, maka tujuan terapi cairan Maintenance adalah memelihara homeostasis pada pasien yang kurang asupan cairan per oral. Jadi, laju dan jenis cairan infus untuk kedua indikasi itu berbeda. Untuk resusitasi digunakan “cairan pengganti” seperti normal saline, ringer asetat/ringerlaktat yang bersifat isotonik. Diberikan dengan jumlah besar dan kecepatan tinggi (20 -30 ml/kg/jam) cairan ini digunakan pada keadaan emergensi untuk menggantikan kehilangan akut..Pada keadaan-keadaan tertentu, cairan pengganti bisa juga digunakan untuk Maintenance, khususnya jika didapatkan hiponatremia (kadar Na+ < 135 mmol/L). Untuk pasien-pasien yang hemodinamiknya masih bagus (tidak syok), cairan yang dipilih adalah cairan Maintenance (maintenance).
Berbagai keadaan bisa dialami oleh pasien rawat-inap dan ini sering tidak disadari oleh petugas kesehatan:
• Mayoritas pasien sudah berada dalam keadaan dehidrasi moderat, namun hemodinamik masih baik. Pasien mungkin sudah berhari-hari di rumah dengan asupan air yang kurang dan ada demam tinggi. Demam tinggi ini menyebabkan peningkatan insensible water loss.
• Cemas, depresi atau takut. Ini cenderung terjadi pada pasien-pasien yang sudah mencoba berobat ke sana kemari dan tidak kunjung sembuh.
• Malaise atau letih (fatigue) mungkin merupakan alsan pasien dibawa ke rumah sakit.
• Pasien tidak terbiasa dengan makanan rumah sakit
• Asupan oral kurang karena pasien terlalu lemah untuk mengunyah dan lidah terasa pahit karena kering
• Jam makan yang kaku
• Anorexia (tidak napsu makan), nausea (mual), atau stres
• Kesadaran menurun.
Informasi demikian sering luput dari pengamatan dokter, padahal pasien memerlukan dukungan meintenance untuk keadaan-keadaan tsb.
Tujuan terapi Maintenance bisa dirangkum sbb:
1. Memenuhi kebutuhan air dan elektrolit harian untuk homeostasis
2. Mencegah gangguan elektrolit dan asam-basa
3. Mendukung terapi primer
4. Membantu proses enzimatik &mp; sintesis protein.
5. Memacu penyembuhan
Apa ciri-ciri larutan maintenance yang unggul?
• Praktis, mudah dan aman diberikan
• Di samping elektrolit basal (Na+,K+,Cl-) juga mengandung mikromineral (Mg++,Ca++,P) yang dibutuhkan untuk metabolisme sel
• Adanya zinc membantu penyembuhan jaringan. Karena zinc memacu deposisi kolagen pada jaringan yang rusak
• Mengandung asam amino kualitas tinggi (diperkaya BCAA, tinggi EAA) untuk memacu sintesis protein
• Glukosa untuk mempertahankan kadar gula normal( euglycemia)
Cara Pemberian Terapi Cairan Maintenance
Tempat kanula: laerutan yang mengandung osmolaritas kurang dari 900 mOsm/L bisa diberikan melalui vena tepi. Namun sebaiknya dipilih vena yang lebih proksimal (basilica,cephalic atau median cubital) karena tingginya insiden flebitis jika digunakan vena punggung tangan. Pasien usia lanjut lebih rentan terhadap flebitis dibandingkan dewasa muda.
Laju pemberian umumnya 20 tetes per menit (drip makro). Namun perlu diperhatikan kandungan glukosa dan kalium dari setiap larutan infus. Pada dewasa laju maksimum pemberian glukosa adalah 4 g/kg/minute (9), dan kalium 10 mEq per jam. Walaupun anjuran asupan kalium harian adalah 1-2 mEq/kg, dosis maintenance minimum dewasa untuk homeostasis bisa dipenuhi dengan 20-30 mEq hari. (10)
Obat suntik tidak boleh dioplos ke dalam AMINOFLUID karena bisa meningkatkan osmolaritas dan mengganggu kestabilan komposisi. Bila dianggap perlu, obat suntik bisa diberikan dengan piggy bag (untuk drip kontinyu) atau via stop cork (jika bolus) sementara aliran infus primer dihentikan.
Monitoring adalah hal terpenting dalam terapi cairan MAINTENANCE. Bila tersedia fasilitas lab, idealnya diperiksa panel elektrolit dan metabolik (Na+,K+,Cl-,HCO3 -, BUN, glucose, creatinine) (11) sebelum memberikan cairan. Pada kasus yang cukup serius atau berat paling tidak harus diperiksa Na+ dan K+. Tidak sesuai untuk memberikan cairan natrium rendah (hipotonik) ke pasien dengan hiponatremia (1). Di lain pihak, tidak tepat jika cairan dengan natrium tinggi (misal NS) diberikan kepada pasien dengan hipernatremia (12). Bilamana perlu, larutan Maintenance bisa digabung dengan larutan pengganti (Asering, RL, Normal saline) atau produk nutrisi parenteral.
Hipokalemia banyak dijumpai pada pasien rawatinap dan bisa dicegah. Pentingnya kalium terungkap dari laporan tentang prevalensi hipokalemia di bebebrapa rumah sakit, di mana pasien-pasien hanya diberikan larutan pengganti selama perawatan. Larutan pengganti mengandung 4 mEq/L of K+ (Ringer's lactate) or 0 mEq of K+ (Normal Saline) Hiperkalemia bisa diinduksi dan atau diperberat jika larutan yang mengandung kalium diberikan kepada pasien oliguria (vol urine < 400 ml/24 jam) atau anuria (<100 ml/24 jam).
KESIMPULAN
• Terapi suportif yang baik akan memacu penyembuhan pasien
• Terapi cairan Maintenance telah mengalami evolusi dari sekedar memberikan air dan elektrolit basal dalam kemasan tunggal, menjadi formulasi praktis, lengkap dengan elektrolit,asam,amino,glukosa dan mikromineral dalam kemasan canggih dual-chamber
• Tujuan terpenting dari terapi cairan Maintenance adalah mengoreksi homeostasis, memperbaiki KU, melawan letih dan meningkatkan napsu makan, serta memacu penyembuhan
• Peranan BCAA (Leucine, Isoleucine dan Valine) semakin banyak diketahui
• Temuan terakhir mengesankan bahwa BCAA bisa meningkatkan napsu makan dan memacu sintesis protein di otot rangka
• AMINOFLUID tidak ditujukan untuk replesi energi dan protein
• AMINOFLUID adalah larutan Maintenance masa kini, bukan produk nutrisi parenteral atau hypocaloric feeding. Bila dipandang perlu AMINOFLUID bisa dikombinasi dengan larutan elektrolit lain (RA, RL, NS, KAEN) atau produk nutrisi parenteral.
Rujukan:
1. Shafiee M.A.S., Bohn D, Hoorn EJ and Halperin ML. How to select optimal maintenance intravenous fluid therapy. Q J Med 2003; 96: 601- 610
2. ASPEN Board of Directors and the Clinical Guidelines Task Force. Guidelines for the use of parenteral and enteral nutrition in adult and pediatric patients. JPEN Vol 26, No1 Suppl Jan-Feb 2002.
3. Lee, Carla A.B. Fluids and Electrolytes: a practical approach. 4 ed. FA Davis Philadelphia.
4. Alessandro Laviano; Michael M Meguid; Akio Inui; Maurizio Muscaritoli; Filippo Rossi-Fanelli. Therapy Insight: Cancer Anorexia?Cachexia Syndrome-When All You Can Eat Is Yourself. Nat Clin Pract Oncol. 2005;2(3):158-165.
5. Rossi-Fanelli et al. Branched Chain Amino Acids: The best compromise to achieve anabolism. Curr Opin Clin Nutr Metab Care 8:408-414. 2005 Lippincott Williams &mp; Wilkins.
6. Jean-Pascal De Bandt and Luc Cynober Therapeutic Use of Branched-Chain Amino Acids in Burn, Trauma, and Sepsis.J. Nutr. 2006 136: 308S-313S
7. Samuel N. Cheuvront, Robert Carter, III, Margaret A. Kolka, Harris R. Lieberman, Mark D. Kellogg, and Michael N. Sawka.Branched-chain amino acid supplementation and human performance when hypohydrated in the heat J Appl Physiol, Oct 2004; 97: 1275 – 1282.
8. Calder PC. Branched-chain amino acids and immunity.J Nutr. 2006 Jan;136(1 Suppl
9. Mizock BA, Troglia S. Nutritional support of the hospitalized patient. Mosby Vol 53, No 6, 1997, p 367
10. Tannen RL. Potassium Disorders. In Kokko &mp; Tannen : Fluids and Electrolytes. 3rd Edition WB Saunders 1996. p 114
11. Mark Graber. Terapi Cairan, Elektrolit dan Metabolik. Farmedia, 2003. p 95
12. Fiona REID*, Dileep N. LOBO*, Robert N. WILLIAMS*, Brian J. ROWLANDS* and Simon P. ALLISON†(Ab)normal saline and physiological Hartmann's solution: a randomized doubleblind crossover study.Clinical Science (2003) 104, (17–24)
13. Sudomo, Untung. Marissa Ira. Gastroenterogy hepatoloy and digestive endoscopy vol.5. Ed: Dec 2004. Page: 115-120
14. Widodo D, Setiawan B, Khie Chen. The prevalence of hypokalemia in hospitalized patients with infectious diseases problems at Ciptomangun- kusumo Hospital Jakarta. Acta Med Indonesia, 2006;38(4):202-5
15. Medika 2006 Vol XXXII,No 12, p 732-734 * Dibacakan pada Simposium Nasional Penyakit Tropik Infeksi, HIV &mp; AIDS, J W Marriott Hotel, Surabaya 22 Maret 2008
SUMBER: http://nefrologyners.wordpress.com/2010/11/03/terapi-cairan-maintenance/