Jumat, 13 April 2012

kti bab i


BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Dimana-mana mudah menemui orang merokok, lelaki-wanita, kaya-miskin, tua-muda. Betapa merokok merupakan bagian hidup masyarakat. Diperkirakan sejumlah 1,1 miliar perokok dunia berumur 15 tahun ke atas, sepertiga total penduduk dunia. 800 juta perokok berada di negara-negara sedang berkembang, didominasi oleh kaum lelaki dan terutama Asia (Bustan, 2007). Berdasarkan hasil laporan WHO (World Health Organization)  yang dikutip oleh Nusantaraku (2009) jumlah perokok di dunia tahun 2008 berkisar 1,35 miliar orang.
Jumlah perokok terus bertambah, utamanya pada perokok remaja dan khususnya di negara-negara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan WHO telah memberikan peringatan bahwa dalam dekade 2020 sampai 2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang pertahun, diantaranya terjadi di negara-negara berkembang (Dinas Kesehatan kota Jambi, 2011).
Data WHO tahun 2008 menunjukkan,  jumlah perokok di Indonesia berkisar 65 juta orang. Dari jumlah tersebut, Indonesia dinobatkan oleh WHO  sebagai negara dengan konsumsi rokok terbesar nomor 3 setelah India dan China (Nusantaraku, 2009).
Jumlah penduduk di Sumatra Utara tercatat 13,08 juta jiwa. Jika diasumsikan persentase penduduk Sumatra Utara yang mengisap rokok sebungkus sehari mencapai 10 %, maka jumlah perokok sekitar 1.308.700 jiwa (Hisar, 2008).
Mengutip dokumen ”Perokok Remaja: Strategi dan Peluang” RJ Reynolds Tobacco Company Memo Internal, 29 Februari 1984 yang dipresentasikan anggota Komisi Nasional Perlindungan Anak, Dina Kania, dikatakan perokok remaja telah menjadi faktor penting dalam perkembangan setiap industri rokok dalam 50 tahun terakhir karena mereka adalah satu-satunya sumber perokok pengganti. Jika para remaja tidak merokok, industri akan bangkrut sebagaimana sebuah masyarakat yang tidak melahirkan generasi penerus dan punah .Berdasarkan survei yang dilakukan Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Indonesia tahun 2006 yang dilakukan terhadap remaja berusia 13 sampai 15 tahun, sebanyak 24,5% remaja laki-laki dan 2,3% remaja perempuan merupakan perokok, 3,2  diantaranya sudah kecanduan. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan, 3 dari 10 pelajar mencoba rokok sejak mereka di bawah usia 10 tahun. Ketua Ikatan Ahli Kesehatan masyarakat Indonesia, Widyastuti Soerojo pada lokakarya “Understanding Tobacco Industri Through Their  Own Top Secret Dokument,” Selasa, 6 Nopember di Jakarta, mengatakan, industri rokok memanfaat karakteristik remaja, ketidaktahuan konsumen dan ketidakberdayaan mereka yang sudah kecanduan merokok. Karakteristik remaja yang erat dengan keinginan adanya kebebasan, independensi dan berontak dari norma-norma dimanfaatkan para pelaku industri rokok dengan memunculkan slogan-slogan promosi yang mudah tertangkap mata dan telinga serta menantang (Al-Mukaffi, 2009). 
Besarnya bahaya merokok sebenarnya bukan tidak disadari oleh para perokok, karena pada setiap bungkus rokok kini terdapat peringatan wajib dari pemerintah yang bertuliskan ”MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN” (Salma, 2009). Tapi tidak semua orang menyadari bahwa selain impotensi dan gangguan kehamilan dan janin, merokok juga mengganggu reproduksi lainnya. Seperti: gangguan haid, menopause dini, sulit untuk hamil,  keguguran, gangguan ereksi dan penurunan kualitas dan kuantitas sperma (Holiday, 2009).
Ancaman rokok bagi kesuburan dan potensi seksual kaum pria agaknya cukup efektif karena terbukti meresahkan pria perokok. Kampanye yang diawali di Thailand sekitar 1995 itu dianggap berhasil menurunkan jumlah perokok walau tidak signifikan. Para pria yang merasa gundah akan berkurangnya kesuburan dan potensi seksual mereka akan berpikir dua kali untuk melanjutkan kebiasaannya merokok (Holiday, 2009).
Berdasarkan penelitan yang dilakukan Dr. Sinead Jones, direktur The British Medical Assosiation’s Tobacco Control Resource Centre, ditemukan bahwa wanita yang merokok memiliki kemungkinan relatif lebih kecil untuk mendapatkan keturunan. Pria akan mengalami 2 kali resiko terjadi infertil serta mengalami resiko kerusakan DNA pada sel spermanya. Sedangkan hasil penelitian pada ibu hamil terjadi peningkatan keguguran, penelitan tersebut mengatakan 3000 sampai 5000 kejadian keguguran pertahun di Inggris berhubungan erat dengan merokok. Di Inggris terdapat 120.000 pria yang berusia antara 30 sampai 50 tahun mengalami impotensi akibat merokok. Lebih buruk lagi, rokok berimplikasi terhadap 1200 kasus kanker rahim pertahunnya. Diantara 2.123 perempuan yang merupakan perokok, 59% lebih mungkin mengalami menopause dini (Wahyudi, 2009).
Penelitian di China pada 526 perempuan yang tidak merokok tapi mempunyai suami perokok, lebih dari 20 batang rokok sehari, ternyata menunjukkan 80 persen diantaranya mengalami keguguran dalam 6 minggu kehamilannya dibanding dengan perempuan yang tidak mempunyai suami perokok (Valentin, 2009).
Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Sachiko Baba dari Osaka University, menganalisis catatan dari 430 wanita yang telah mengalami keguguran pada trimester pertama tercatat tujuh persen (32) adalah perokok (Lifestyle, 2011).
Penelitian bertahap sejak 1997 yang dilakukan Akmal Taher dkk. di RS Cipto Mangunkusumo menunjukkan, rokok merupakan 16,8% faktor risiko pada DE (Disfungsi Ereksi). Artinya, dari sejumlah pria penderita DE yang diteliti, hampir seperlimanya disebabkan oleh kebiasaan merokok (Plantus, 2008).
Penulis telah melakukan survei pendahuluan ke SMA Negeri 6 Padangsidimpuan pada tanggal 29 Maret 2011. Ternyata SMA Negeri 6 adalah SMA dengan jumlah siswa terbanyak di Padangsidimpuan sehingga SMA Negeri 6 dapat memenuhi populasi penelitian dan mewakili sekolah lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitan mengenai bagaimana pengetahuan remaja tentang bahaya merokok terhadap kesehatan reproduksi di SMA Negeri 6 Padangsidimpuan. Sebagai kelengkapan dari apa yang menarik perhatian penulis dalam penelitian ini, judul yang penulis pilih adalah ”Gambaran Pengetahuan Remaja tentang Bahaya Merokok terhadap Kesehatan Reproduksi di Kelas XI-IA1 dan XI-IA2 SMA Negeri 6 Padangsidimpuan Tahun 2011”.

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitan ini adalah  ”Bagaimanakah gambaran pengetahuan remaja tentang bahaya merokok terhadap kesehatan reproduksi di  kelas XI-IA1 dan XI-IA2 SMA Negeri 6 Padangsidimpuan tahun 2011?”  

1.3       Tujuan Penelitian
1.3.1     Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang bahaya merokok terhadap kesehatan reproduksi di kelas XI-IA1 dan XI-IA2 SMA Negeri 6 Padangsidimpuan tahun 2011.

1.3.2     Tujuan khusus
1.    Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang bahaya merokok terhadap kesehatan reproduksi berdasarkan tingkat ekonomi di Kelas XI-IA1 dan XI-IA2 SMA Negeri 6 Padangsidimpuan tahun 2011.
2.    Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang bahaya merokok terhadap kesehatan reproduksi berdasarkan sumber informasi di Kelas XI-IA1 dan XI-IA2 SMA Negeri 6 Padangsidimpuan tahun 2011.








1.4    Manfaat Penelitian
1.  Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan penyusun dan menerapkan ilmu – ilmu yang telah didapatkan selama di Akademi Kebidanan Darmais Padangsidimpuan tahun 2011.
2.  Bagi Pihak SMA Negeri 6 Padangsidimpuan
Sebagai sumber informasi dalam menambah pengetahuan bagi pihak SMA Negeri 6 Padangsidimpuan tentang bahaya merokok terhadap kesehatan reproduksi.
3.  Bagi Penelitian Selanjutnya
Sebagai bahan informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya yang ada hubungannya dengan bahaya rokok terhadap kesehatan reproduksi.
4.  Bagi masyarakat
Sebagai sumber informasi bagi masyarakat kota Padangsidimpuan dalam menambah pengetahuan tentang bahaya merokok terhadap kesehatan reproduksi.
    
  

1 komentar: