Jumat, 13 April 2012

kti bab ii


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1    Pengetahuan
2. 1.1   Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil ”Tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan ini terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

2. 1.2   Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
1.     Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan  yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur  bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, menyatakan dan sebagainya. Contoh: Dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.
2.     Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,  meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan bergizi.
3.     Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam penghitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
4.     Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5.     Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada  suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6.     Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya: dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dengan anak-anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah diare di suatu tempat, dapat menafsirkan sebab-sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB dan sebagainya.





   2. 1.3   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yang dikutip dari Prohealt (2009), yaitu:
1.     Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia muda, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua. Selain itu, orang usia muda akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
2.     Tingkat pedidikan
Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan di mana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui maka akan semakin menumbuhkan sikap positif terhadap objek tersebut.
3.     Tingkat ekonomi
Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
4.     Sumber informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media, misalnya: TV, radio atau surat kabar. Maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
5.     Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan.

 2. 2     Remaja
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Disebut juga sebagai masa pubertas (Widyastuti, 2009). Masa pubertas  merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa (Prawirohardjo, 2007). Menurut Norwitz (2008) masa pubertas adalah rangkaian peristiwa yang mengarah ke pematangan seksual.
Menurut BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) usia remaja adalah 10 sampai 19 tahun. Masa  remaja terdiri dari masa remaja awal (10 -14 tahun), masa remaja pertengahan (15-16 tahun) dan masa remaja akhir (17-19 tahun) (Sumiati, 2009).
Masa remaja awal ditandai dengan berbagai perubahan tubuh yang cepat dan sering mengakibatkan kesulitan dalam menyesuaikan diri. Pada saat ini remaja mulai mencari identitas diri. Masa remaja pertengahan ditandai dengan bentuk tubuh yang sudah menyerupai orang dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali diharapkan dapat berprilaku seperti orang dewasa, meskipun belum siap secara psikis. Pada masa ini sering terjadi konflik karena  remaja sudah mulai ingin bebas mengikuti teman sebaya. Dimana hal ini erat kaitannya dengan pencarian identitas, di lain pihak mereka masih tergantung dengan orang tua. Masa remaja akhir ditandai dengan pertumbuhan biologis sudah melambat, tetapi masih berlangsung di tempat-tempat lain. Emosi, minat, konsentrasi dan cara berfikir mulai stabil serta kemampuan untuk menyelesaikan masalah sudah meningkat (Sumiati, 2009).
 
 2. 3     Rokok
Defenisi rokok menurut wikipedia yang dikutip oleh Nenk (2009) adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Menurut Al-Mukaffi rokok adalah gulungan bubuk tembakau yang mengandung senyawa psikoaktif yang disebut nikotin.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Ayurai (2009) merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. Menurut Al-Mukaffi (2009) beberapa zat beracun yang terkandung dalam rokok adalah sebagai berikut:
1.    Karbon monoksida
Karbon monoksida dikenal sebagai zat beracun. Pada batas jumlah tertentu, manusia akan mati jika menghirup gas ini. Gas monoksida akan mengikat hemoglobin pada darah manusia sehingga kemampuan fungsi darah untuk mengikat oksigen berkurang.
2.    Nikotin
Nikotin adalah senyawa kimia berbahaya. Nikotin dapat menimbulkan ketagihan atau ketergantungan sehingga menyebabkan tumbuhnya sel-sel kanker pada paru-paru. Nikotin pada asap rokok yang diisap hanya membutuhkan waktu 9 detik untuk mencapai otak manusia. Akibatnya tekanan darah naik, ritme pernapasan meningkat dan sistem saraf pusat terstimulasi.
3.    Tar
Tar merupakan sisa pembakaran yang dapat kita lihat pada pipa rokok. Warnanya hitam dan lengket. Tar juga akan membuat gigi, jari dan kuku perokok berwarna kuning kehitaman. Zat sisa ini amat berbahaya karena merupakan bahan karsinogenik (bahan penyebab kanker). Selain itu, tar mengakibatkan gerakan rambut getar disaluran pernapasan berhenti. Padahal rambut getar ini berfungsi untuk mencegah bahan-bahan yang berbahaya masuk ke saluran pernapasan.
4.    Nitrogen oksida
Pada dosis yang cukup, gas ini dapat menimbulkan keinginan tertawa spontan yang tidak jelas alasannya. Gas ini dapat menekan rasa sakit pada manusia sehingga digunakan sebagai obat bius dibidang medis.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku merokok menurut Ayurai (2009) ialah:
1.  Teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak teman yang merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-temannya itu dipengaruhi diri tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi merokok (Al Bachri,1991).
2.  Kepribadian
Orang mencoba merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa dan membebaskan diri dari kebosanan.
3.  Pengaruh iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang dari kejantanan membuat seseorang seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut (Mari Juniarti, Buletin RSKo, Tahun IX, 1991).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di England, 120.000 orang meninggal akibat merokok setiap tahunnya. Dan semakin muda seseorang mulai merokok, maka semakin besar pula kemungkinan mereka mendapat masalah kesehatan di hari berikutnya.
 2. 4     Kesehatan Reproduksi
Secara sederhana reproduksi berasal dari kata re = kembali dan produksi = membuat atau menghasilkan. Jadi, reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup (Admin, 2008).
Menurut Depkes RI yang dikutip oleh Widyastuti (2009) kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang  tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi serta fungsi dan prosesnya.
Organ reproduksi terdiri dari:
a)  Pada pria
Menurut Gurungeblog (2008) organ reproduksi pria dibedakan menjadi organ reproduksi luar dan organ reproduksi dalam.
Organ reproduksi luar terdiri dari:
1.  Penis
Merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk memindahkan semen ke dalam organ reproduksi betina. Penis diselimuti oleh selaput tipis yang nantinya akan dioperasi pada saat dikhitan/sunat.


2.  Scrotum
Merupakan selaput pembungkus testis yang merupakan pelindung testis serta mengatur suhu yang sesuai bagi spermatozoa.
Organ reproduksi dalam terdiri dari:
1.  Testis
 Merupakan kelenjar kelamin yang berjumlah sepasang dan akan menghasilkan sel-sel sperma serta hormone testosterone.
2.  Epididimis
Merupakan saluran panjang yang berkelok yang keluar dari testis. Berfungsi untuk menyimpan sperma sementara dan mematangkan sperma.
3.  Vas deferens
Merupakan saluran panjang dan lurus yang mengarah ke atas dan berujung di kelenjar prostat. Saluran ejakulasi merupakan saluran yang pendek dan menghubungkan vesikula seminalis dengan urethra.
4.  Urethra
Merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi dan terdapat di penis.
b)  Pada wanita
Menurut Mochtar (1998) organ reproduksi wanita dibedakan menjadi organ reproduksi luar dan organ reproduksi dalam. Organ reproduksi luar adalah alat reproduksi yang tampak dari luar apabila wanita dalam posisi litotomi, terdiri dari:
1.  Mons veneris
Ialah daerah yang menggunung di atas simfisis. Yang akan ditumbuhi rambut kemaluan (pubis) apabila wanita beranjak dewasa. Pada wanita rambut kemaluan ini tumbuh membentuk sudut lengkung  sedangkan pada pria membentuk sudut runcing ke atas.
2.  Bibir besar kemaluan (labia mayora)
Berada pada bagian kanan dan kiri. Berbentuk lonjong, yang pada wanita menjelang dewasa ditumbuhi juga oleh pubis (rambut kemaluan) lanjutan dari mons veneris.
3.  Bibir kecil kemaluan (labia minora)
Berada pada bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Di sini dijumpai frenulum klitoris, preputium dan frenulum  pudenti.
4.  Klentit  (klitoris)
 Identik dengan penis pada pria, kira-kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit dan ditutupi oleh frenulum klitoris. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat berereksi, sifatnya amat sensitif karena banyak memiliki serabut saraf.



5.  Vulva
Adalah bagian alat kandungan luar yang berbentuk lonjong, berukuran panjang mulai dari klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil, sampai kebelakang dibatasi perineum.
6.  Vestibulum
Terletak di bawah selaput lendir vulva, terdiri dari bulbus vestibuli kanan dan kiri. Di sini dijumpai kelenjar vestibuli mayor  (kelenjar bartholini) dan kelenjar vestibulum minor.
7.  Introitus vagina
 Adalah pintu masuk ke vagina.
8.  Selaput darah (himen)
Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina. Biasanya berlubang membentuk semilunaris, anuralis, tapisan, septata atau fimbria. Bila tidak berlubang disebut atresia himenalis atau himen imperforata. Himen akan robek pada koitus apalagi setelah bersalin. Sisanya disebut kurunkula himen atau sisa himen.
9.  Lubang kemih (orifisium urethra eksterna)
Adalah tempat keluarnya air kemih yang terletak di bawah klitoris. Di sekitar lubang kemih bagian kiri dan kanan didapati lubang kelenjar skene.
10.  Perineum
Terletak di antara vulva dan anus.
Organ reproduksi dalam terdiri dari:
1.  Liang senggama (vagina)
Adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dengan rahim, terletak di antara saluran kemih dan liang dubur.
2.  Rahim (uterus)
Adalah suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi oleh peritoneum sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim.
3.  Saluran telur (tuba fallofi)
Adalah saluran yang keluar dari kornu rahim kanan dan kiri, panjangnya 12-13 cm, diameter 3-8 mm.
4.  Indung telur( ovarium)
Terdapat 2 indung telur, masing-masing di kanan dan di kiri rahim, dilapisi mesovarium dan tergantung di belakang ligamentum latum.
 
 2. 5     Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan Reproduksi
Merokok bahaya bagi kesehatan tubuh. Merokok meningkatkan timbulnya risiko berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung, gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker esofagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi serta gangguan kehamilan dan cacat janin (Wahyudi, 2009). Tapi dalam bab ini hanya akan membahas tentang pengaruhnya terhadap kesehatan reproduksi.

2.5.1    Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan Reproduksi Pria
Pria pada umumnya adalah perokok. Berikut bahaya rokok bagi kesehatan reproduksi pada pria :
a.  Gangguan produksi sperma
Agar dapat membuahi sel telur dan terjadi kehamilan, sperma harus berkualitas baik. Artinya, jumlahnya cukup, kualitas yang meliputi bentuk, gerakan dan kecepatan harus baik. Sperma yang kurang baik tidak akan mampu membuahi, tergantung pada kualitas dan kuantitas. Seseorang yang merokok selama bertahun-tahun akan tercemar darahnya oleh nikotin yang akan dibawa melalui pembuluh darah keseluruh tubuh, termasuk ke organ reproduksi (Holiday, 2009). Pada perokok terjadi penurunan jumlah sperma, mobilitas (gerakan) dan kualitas. Hal tersebut dapat terjadi karena kandungan dalam rokok mengganggu keseimbangan hormon dan merusak DNA pada sperma serta merusak plasma mani, yang merupakan cairan kaya nutrisi yang ditemukan dalam mani (Artikelpria, 2010).
b.  Disfungsi Ereksi (DE)
Disfungsi Ereksi adalah ketidakmampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi penis yang cukup untuk kinerja seksual yang memuaskan (Hill, Lyn, 2010).
Sebuah ereksi dicapai jika darah di penis menciptakan tekanan pada otot dan membuatnya berkembang.  Apapun yang dapat mengganggu aliran darah berpotensi menyebabkan DE (Disfungsi Ereksi). Merokok membuat arteri yang mengarah ke penis menutup dan ini menyebabkan pengurangan tekanan darah dan jika ereksi tidak dapat dicapai maka tidak akan terjadi kehamilan (Artikelpria, 2010).

2.5.2        Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita
Selain laki-laki, ada juga perempuan yang merokok. Merokok pada laki-laki dan perempuan sama-sama mempunyai pengaruh terhadap kesehatan reproduksi. Berikut merupakan pengaruh merokok terhadap kesehatan reproduksi wanita:
a.     Penurunan tingkat kesuburan (fertilitas)
Fertilitas adalah kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan melahirkan bayi hidup dari suami yang menghamilinya. Wanita yang merokok mengalami penurunan tingkat kesuburan. Wanita perokok rata-rata dua kali lebih mungkin mandul daripada wanita non-perokok. Hal ini berlaku pada wanita dengan infertil primer maupun sekunder (Hill, Lyn, 2010)..
Infertil primer adalah jika istri belum berhasil hamil walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan pada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut. Infertil sekunder adalah jika istri pernah hamil akan tetapi tidak berhasil hamil lagi walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut (Widyastuti, 2009).
Wanita perokok akan sulit dalam pembuahan dan implantasi disebabkan asap rokok dapat mempengaruhinya melalui gangguan endokrin serta nikotin dalam rokok dapat mengganggu pematangan sel telur  sehingga akan sulit terjadi kehamilan. Penanganan infertil dengan Fertilitation In Vitro (FIV) kurang berhasil apabila wanita adalah perokok (Hill, Lyn, 2010).
b.     Gangguan haid
Beberapa studi menunjukkan bahwa merokok dapat mengubah fungsi haid dengan meningkatkan dismenore (nyeri haid), amenorea sekunder dan ketidakteraturan haid. Hal ini terjadi karena nikotin dalam rokok mempengaruhi metabolisme hormon esterogen yang salah satu tugasnya mengatur proses haid. Gangguan metabolisme hormon estrogen akan menyebabkan haid tidak teratur dan pada wanita perokok akan mengalami nyeri perut yang lebih berat ketika haid (Holiday, 2006).
c.      Kanker leher rahim
Leher rahim adalah pembukaan rahim ke dalam vagina. Wanita yang merokok lebih mungkin mengalami kanker leher rahim dibanding mereka yang tidak. Hal ini disebabkan racun-racun dalam asap rokok juga dapat sampai ke leher rahim melalui aliran darah. Asap rokok mengandung tar, tar merupakan zat yang bersifat  karsinogen, yaitu zat pencetus kanker (Muckerman, dkk, 1996).


d.     Peningkatan efek samping pada penggunaan kontrasepsi KB pil
Banyak wanita yang keliru dimana mereka percaya bahwa KB pil berbahaya. Sebenarnya merokok jauh lebih berbahaya bagi kesehatan. KB pil yang banyak digunakan oleh wanita adalah yang mengandung hormon estrogen dan progesteron. Pil dengan kedua hormon wanita memberikan banyak manfaat kesehatan, yaitu mencegah kanker indung telur dan dinding rahim serta membantu  mengurangi kram dan menjadikan siklus haid teratur. Termasuk juga dalam mengurangi  kemungkinan mendapat anemia dan benjolan pada payudara. Wanita yang mengambil pil KB  mungkin mendapat efek samping  yang disebut terobosan perdarahan, yang terdiri dari bercak atau perdarahan di antara periode haid. Efek samping ini tidak berbahaya, tetapi bisa tidak nyaman. Hal ini biasanya hilang dalam waktu 3 bulan setelah mulai pil KB. Wanita yang merokok lebih mungkin untuk mengalami efek samping ini daripada wanita yang tidak merokok. Wanita yang merokok dan di atas 35 tahun tidak boleh menggunakan pil yang memiliki peningkatan resiko serangan jantung dan stroke. Pil progestin yang hanya dapat digunakan oleh para perempuan tua yang merokok, tetapi pil ini tidak memiliki semua manfaat kesehatan yang lain. Jadi, jika ingin menggunakan pil KB, merokok  harus dihentikan (Muckerman, dkk, 1996).
e.     Mempengaruhi kehamilan dan janin
Mudah dipahami bahwa wanita yang merokok, umumnya sulit melahirkan anak yang sehat. Pada wanita perokok dapat terjadi kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim) dan keguguran. Kehamilan ektopik terjadi disebabkan adanya gangguan dalam proses pelepasan sel telur. Terjadi pula gangguan pembelahan sel-sel karena nikotin masuk ke dalam darah maka dengan sendirinya terhambat pula perkembangan janin. Akibatnya, bisa terjadi keguguran atau bayi lahir cacat seperti bibir sumbing, atau Berat Badan Lahir Rendah (Holiday, 2009).
Asosiasi dokter di Amerika mengadakan suatu seminar mengenai masalah tersebut dengan tema “Bahaya Rokok bagi Kesehatan”. Mereka mengungkapkan suatu data ilmiah yang memperkuat pernyataan bahwa istri yang merokok umumnya memiliki masalah kelahiran anak, di antaranya masalah BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dan masalah kematian prenatal bagi anak atau SIDS (Sudden Infant Death Syndrom) (Husaini, 2006).
Dr. Joseph Warsh, pimpinan universitas Yale, New Havana di Amerika Serikat mengemukakan,“Bahaya terbesar dari kebiasan merokok bagi perkembangan janin terjadi kala janin baru berusia 2 bulan”. Berat badan pada anak akan semakin menurun seiring dengan meningkatnya jumlah rokok yang dikonsumsi ibu setiap harinya (Husaini, 2006).
f.       Mempengaruhi ASI
Penelitian telah menunjukkan bahwa merokok mempengaruhi ASI. Menurut Pusat Penelitian Kanker Jerman, seorang ibu yang merokok berat akan berlalu nikotin dan racun untuk bayi dalam jumlah besar. Racun ini dilewatkan melalui ASI menyebabkan keterlambatan dalam pertumbuhan, bayi kurus, gelisah dan bahkan muntah. Merokok juga menyebabkan pasokan ASI menurun. Hal ini juga dapat terjadi jika ibu adalah perokok pasif (Kingcountry, 2010).
g.     Menopause dini
Menopause adalah berhentinya menstruasi (Santana, 2007). Menurut Widyastuti (2009) menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir.
Perempuan yang merokok sangat mungkin untuk mulai memasuki masa menopause sebelum usia 45 tahun dan juga membuat mereka menghadapi resiko osteoporosis dan serangan jantung, demikian laporan beberapa peneliti Norwegia (Wahyudi, 2009).
Kandungan zat dalam rokok mempengaruhi pembuluh darah sehingga mengganggu aliran darah di jantung. Perokok pasif juga mempengaruhi waktu menopause. Selain mengalami menopause dini, merokok juga memungkinkan  terjadinya gejala menopause (seperti hot fluses, yaitu merasa panas menjelang menopause). Tetapi wanita yang berhenti merokok setidaknya 10 tahun sebelum menopause jauh lebih rendah dimulai menopause dini dibandingkan dengan perokok yang belum berhenti. Hal ini terjadi karena merokok  merusak indung telur wanita. Seberapa banyak kerusakan terjadi tergantung pada panjang waktu wanita telah merokok, sebanyak berapa batang sehari ia merokok. Bahan kimia dalam asap rokok telah terbukti mengganggu kemampuan untuk memproduksi estrogen dan dapat mempengaruhi sel telur wanita sehingga mengalami kelainan genetik (Kingcountry, 2010).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar