Rabu, 06 Februari 2013

Penggunaan Antiemetik pada muntah akibat Gastroenteritis


Penggunaan Antiemetik pada muntah akibat Gastroenteritis

Gastroenteritis akut atau yang biasa dikenal dengan istilah muntaber merupakan salah satu penyebab utama muntah pada anak-anak terutama pada usia di bawah 3 tahun, serta merupakan penyebab umum masuknya anak dan remaja ke unit gawat darurat.
Muntah didefinisikan sebagai pengeluaran isi lambung secara paksa melalui mulut. Muntah terjadi akibat koordinasi kontraksi otot abdomen yang dibarengi dengan penurunan tekanan sfingter esofagus dan dilatasi atau pelebaran esofagus.
Dehidrasi adalah kondisi penurunan total cairan tubuh akibat berkurangnyag volume cairan baik intraselular maupun ekstraselular. Dehidrasi sendiri merupakan salah satu penyebab penting morbiditas pada anak dengan muntah (AAP 1996). Manifestasi klinis dehidrasi berkaitan cukup erat dengan hilangnya volume intravaskular yang mengarah pada komplikasi meliputi syok ireversibel, kejang-kejang, dan gagal ginjal. Kelaparan disebabkan oleh penurunan asupan kalori pada anak yang muntah dapat mengarah pada penghancuran lemak (yang mengakibatkan ketonemia atau menumpuknya keton sebagai produk akhir penghancuran lemak); sehingga akhirnya menimbulkan dehidrasi lebih lanjut.
Panduan terbaru
Panduan terapi untuk gastroenteritis saat ini meliputi pemberian oralit dan zink, tanpa pemberian antiemetik untuk mengatasi muntah yang terjadi saat gastroenteritis.
Kontroversi penggunaan Antiemetik untuk Gastroenteritis
¡ Sebagian besar antiemetik untuk anak-anak memiliki efek samping yang terlalu banyak dan tidak direkomendasikan untuk anak-anak. Efek samping metoclopramide, prochlorperazine, diphenhydramine berupa efek sedasi dan gejala-gejala ekstrapiramidal.
¡ Penelitian terhadap antiemetik selain ondansetron memiliki jumlah sampel yang kecil, kualitas metodologi yang rendah dan menghasilkan hasil yang inkonsisten. Meskipun demikian, dari hasil tinjauan sejumlah penelitian yang dilakukan oleh DeCamp dkk, dapat ditarik kesimpulan bahwa ondansetron boleh dianjurkan untuk dimasukkan dalam panduan terapi gastroenteritis pada anak; karena ondansetron terbukti menurunkan frekuensi muntah, kebutuhan pemberian cairan infus, dan kebutuhan perawatan di rumah sakit akibat gastroenteritis.
Ondansetron untuk gastroenteritis
- Mengapa ondansetron berbeda
¡ Walaupun mekanisme terjadinya muntah kompleks dan belum sepenuhnya dipahami, bukti menunjukkan bahwa salah satu mekanisme yang melepaskan serotonin di lambung dan usus yang memicu respon muntah.
¡ Ondansetron merupakan antagonis reseptor 5HT3 tanpa ada aktivitas antagonis dopamine sehingga tidak menimbulkan gejala ekstrapiramidal.
¡ Terbukti aman untuk anak-anak di atas 1 bulan. (approval FDA untuk digunakan pada anak mulai usia 1 bulan)
¡ Mudah untuk digunakan (injeksi, tablet, sirup).
Apakah Ondansetron merupakan antiemetik yang tepat untuk anak dengan gastroenteritis?
- Dukungan Literatur
o Berdasarkan hasil studi meta-analisis dari DeCamp, pemberian ondansetron dapat menurunkan risiko muntah berkepanjangan sampai dengan 55%, menurunkan kebutuhan cairan infus sampai dengan 59%, dan menurunkan kebutuhan rawat inap di rumah sakit sampai dengan 48%. (1)
- Dosis penggunaan
Dosis ondansetron yang digunakan untuk menangani kasus mual dan muntah pada gastroenteritis adalah 0,15 mg/kg BB (2) yang diberikan tiga kali sehari. Atau bisa menggunakan dosis berdasarkan rentang berat badan sebagai berikut:
Anak dengan berat badan 8 – 15 kg : 2 mg
Anak dengan berat badan 15 – 30 kg : 4 mg
Anak dengan berat badan di atas 30 kg : 8 mg
- Tinjauan harga
Sebelumnya ondansetron telah terbukti dapat meningkatkan keberhasilan rehidrasi oral. Berdasarkan analisis farmakoekonomis dari Freedman dkk (2010), pemakaian ondansetron untuk terapi gastroenteritis dapat menurunkan biaya terapi keseluruhan per tahun sampai dengan USD 65.6 juta di Amerika Serikat dan CDN 1.72 juta di Kanada. Artinya ondansetron dapat membantu menghemat biaya terapi total yang harus dikeluarkan untuk kasus gastroenteritis. Meskipun demikian masih diperlukan penelitian serupa di Indonesia, karena adanya perbedaan biaya pengobatan antara Indonesia dengan Amerika Serikat dan Kanada.
Kesimpulan
Keputusan penggunaan antiemetik diserahkan kepada dokter yang menangani pasien. Panduan terapi gastroenteritis belum memasukkan pemberian antiemetik sebagai standar terapi. Mengacu pada penelitian terbaru, ondansetron merupakan satu-satunya antiemetik yang memiliki dasar ilmiah yang memadai. Pada kasus muntah dengan risiko dehidrasi yang relatif ringan, maka pemberian antiemetik atau ondansetron tidak diperlukan. Tetapi jika pemberian rehidrasi secara oral tidak memungkinkan, serta risiko dehidrasi lebih tinggi, maka pemberian ondansetron dapat dipertimbangkan.
DAFTAR ISTILAH
Meta-analisis: metode statistik yang menganalisis kombinasi hasil dari beberapa studi penelitian yang berkaitan dengan hipotesis atau teori yang ingin diselidiki dalam penelitian.


Referensi
1. DeCamp LR et al. Use of Antiemetic Agents in Acute Gastroenteritis: A Systematic Review and Meta-analysis. Arch Pediatr Adolesc Med 2008; 162(9): 858-865
2. Freedman SB et al. Oral Ondansetron for Gastroenteritis in a Pediatric Emergency Department. N Engl J Med 2006; 354: 1698-705.
3. Freedman SB et al. Oral Ondansetron Administration in Emergency Departments to Children with Gastroenteritis: An Economic Analysis. PLoS Medicine 2010; 7 (10) (published online on October 1, 2010, doi:10.1371/journal.pmed.1000350).


http://tumbuhsehat.com/index.php?option=com_content&view=article&id=115&Itemid=77





Tidak ada komentar:

Posting Komentar